Anak Muda, Merantaulah Sebelum Menyesal
21/07/17
.
Dengan merantau kita juga tahu bagaimana adab dan sopan-santun dengan sesama teman dan masyarakat. Dahulunya orang tua kita yang berurusan dengan masyarakat, sekarang kita yang berurusan langsung dengan mereka.
.
Demikian juga para ulama, mereka menganjurkan agar seseorang merantau, keluar dari kampung dan negerinya. Lebih-lebih untuk menuntut ilmu dan mencari pengalaman hidup.
.
Iman Syafi’i rahimahullah berkata, “Merantaulah…Aku melihat air menjadi rusak karena diam tertahan…Jika mengalir menjadi jernih, jika tidak, akan keruh menggenang.
.
Seseorang jika ingin mendapatkan ilmu maka ia harus keluar dari rumahnya dan mencari ilmu. Seorang tabi’in terkenal Sa’id bin Al-Musayyab rahimahullah berkata, “Sesungguhnya aku berjalan berhari-hari dan bermalam-malam untuk mencari satu hadits.
.
Ibnul Jauziy berkata,“Imam Ahmad bin Hambal keliling dunia dua kali hingga dia bisa mengumpulkan musnad.
.
Imam Ahmad bin Hambal rahimahullah bercerita sendiri, “Aku mengembara mencari hadist dan sunnah ke Tsughur, wilayah Syam, Sawahil, Maroko, Al-Jazair, Makkah, Madinah, Iraq, Wilayah Hawran, Persia, Khurasan, gunung-gunung dan penghujung dunia.”.
.
Dari Abdurrahman, aku mendengar Ubai berkata,“Tahun pertama mencari hadits, aku keluar mengembara mencari hadits selama 7 tahun, menurut perkiraanku aku telah berjalan kaki lebih dari seribu farsakh (+ 8 km). Aku terus terus menghitung hingga ketika telah lebih dari seribu farsakh, aku menhentikannya.
.
Ibnu mandah berkata,“saya mengelilingi timur dan barat (untuk menuntut ilmu) sebanyak dua kali.
.
Inilah gambaran dan contoh dari para ulama, berjalan jauh dan merantau untuk menuntut ilmu. Bagaimana dengan kita? Menghadiri majelis ilmu di kampung saja masih enggan? Padahal ingin kemuliaan?.
.
.
Semoga menginpirasi | via muslimahfiyah.com | #islamiQpedia
Label: Entry
0 comments