Makalah Cara Merancang Lembar Kerja Pada Pembelajaran Matematika
08/01/16
Makalah
Cara Merancang Lembar Kerja
Pada Pembelajaran Matematika
Disusun oleh:
Kelompok 2
1.
Anggy Desmita Pratiwi (222513xxxx)
2.
Asti Tri Artanti (222513xxxx)
3.
Fifi Anggraeni
(222513xxxx)
4.
Iis Irmawati
(222512xxxx)
5.
Lisa Nurusifa
(222513xxxx)
6. Siti
Haryati (222513xxxx)
Kelas : 5A
Program Studi Pendidikan Matematika
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Untuk
meningkatkan kualitas pendidikan, perlu ada perhatian secara khusus dari
berbagai aspek. Aspek tersebut meliputi profesionalisme guru, perkembangan dan
pertumbuhan peserta didik, tujuan pendidikan dan pengajaran, program pendidikan
dan kurikulum, perencanaan pengajaran, strategi belajar mengajar, media
pembelajaran. Media pembelajaran memiliki bermacam-macam bentuk dan fungsinya,
LKS atau lembar kerja siswa merupakan salah satu media cetak yang digunakan
sebagai pedoman di dalam pembelajaran serta berisi tugas yang harus dikerjakan
oleh peserta didik dalam kajian tertentu. Kebanyakan LKS yang ada di sekolah
atau institusi pendidikan hanya LKS yang memindah sebuah jawaban dari materi
yang terurai pada awal halaman. Lembar Kerja Siswa semacam ini tidak efisien
dan kurang baik terhadap proses pembelajaran siswa, karena peserta didik hanya
terpaku pada sebuah uraian dalam LKS tanpa menganalisa sebuah problem atau
soal, sehingga dapat meningkatkan aktifitas siswa dalam proses belajar dapat
mengoptimalkan hasil belajar. Dalam situasi yang modern saat ini banyak media
selain LKS yang lebih dapat mempermudah dan dapat cepat diterima oleh peserta
didik. Tetapi, bukan berarti media LKS tidak dapat digunakan oleh karena
media-media yang lebih canggih seperti media audio visual, dll.
1.2
Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian LKS?
2. Apakah manfaat dan fungsi media LKS?
3. Karakteristik atau ciri-ciri LKS?
4. Bagaimana cara merancang LKS dengan baik?
5. Apa sajakah kelebihan dan kekurangannya dan
bagaimana cara mengatasinya?
6. Bagaimana implikasinya dalam pembelajaran?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Lembar Kerja Siswa (LKS)
Menurut Dhari
dan Haryono (1988) yang dimaksud dengan lembar kerja siswa adalah lembaran yang
berisi pedoman bagi siswa untuk melakukan kegiatan yang terprogram. Setiap LKS
berisikan antara lain: uraian singkat materi, tujuan kegiatan, alat/ bahan yang
diperlukan dalam kegiatan, langkah kerja pertanyaan – pertanyaan untuk
didiskusikan, kesimpulan hasil diskusi, dan latihan ulangan. Jadi, Lembar Kerja
Siswa ( LKS) bisa diartikan lembaran-lembaran yang digunakan peserta didik
sebagai pedoman dalam proses pembelajaran, serta berisi tugas yang dikerjakan
oleh siswa baik berupa soal maupun kegiatan yang akan dilakukan peserta didik.
Prinsipnya
lembar kerja siswa adalah tidak dinilai sebagai dasar perhitungan rapor, tetapi
hanya diberi penguat bagi yang berhasil menyelesaikan tugasnya serta diberi
bimbingan bagi siswa yang mengalami kesulitan. Mengandung permasalahan (problem
solving) sehingga siswa dapat mengembangkan pola pikir mereka dengan memecahkan
permasalahan tersebut.
Lembar kerja
siswa merupakan bahan pembelajaran cetak yang yang paling sederhana karena
komponen isinya bukan pada materi ajar tetapi pada pengembangan soal-soalnya
serta latihan. LKS sangat baik dipergunakan dalam rangka strategi heuristik
maupun ekspositorik. Dalam strategi heuristik LKS dipakai dalam metode penemuan
terbimbing, sedangkan dalam strategi ekspositorik LKS dipakai untuk memberikan
latihan pengembangan.. Selain itu LKS sebagai penunjang untuk meningkatkan
aktifitas siswa dalam proses belajar dapat mengoptimalkan hasil belajar.
Peran LKS
dalam proses pembelajaran adalah sebagai alat untuk memberikan pengetahuan,
sikap dan keterampilan pada siswa. Penggunaan LKS memungkinkan guru mengajar
lebih optimal, memberikan bimbingan kepada siswa yang mengalami kesulitan,
memberi penguatan, serta melatih siswa memecahkan masalah. (Dhari dan Haryono,
1988)
Adapun bagi
siswa penggunaan LKS menurut Dhari dan Haryono (1988) bermanfaat untuk:
1. Meningkatkan
aktifitas siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar.
2. Melatih
dan mengembangkan keterampilan proses pada siswa sebagai dasar penerapan ilmu
pengetahuan.
3. Membantu
memperoleh catatan tentang materi yang dipelajari melalui kegiatan tersebut.
4. Membantu
menambah informasi tentang konsep yang dipelajari melalui kegiatan belajar
siswa secara sistematis.
Hal yang perlu
diperhatikan dalam mengembangkan bahan pembelajaran cetak terutama lembar kerja
siswa adalah pada pengembangan GBPP (Garis Besar Program Pengajaran) bahan ajar
cetak yang telah dikembangkan sebelumnya, terutama pada analisis kompetensi
sampai pada indikator ketercapaiannya. Pengembangan indikator dalam GBPP (Garis
Besar Program Pengajaran) haruslah benar-benar mewakili standart kompetensi dan
kompetensi dasarnya, karena nantinya indikator ini yang akan dijadikan panduan
dalam membuat soal. Materi yang ada di dalam lembar kerja siswa merupakan hanya
sebuah ringkasan saja tetapi sudah mencangkup tentang apa yang akan dimengerti
oleh siswa.
Latihan dan
soal-soal yang dikembangkan harus menggunakan berbagai bentuk dan teknik yang
beraneka ragam sehingga tidak membosankan. Harus dicantumkan pula bagaimana
langkah-langkah pengerjaanya jika soal tersebut berbentuk esai ataupun
penugasan. Macam- macam lembar kerja siswa dibagi menjadi dua yaitu LKS terbuka
dan LKS tertutup.
a) LKS
tertutup, lembaran kegiatan siswa yang digunakan dalam pembelajaran di kelas
secara teratur dan sistematis. Contohnya, biasanya setelah guru menyampaikan
materi maka siswa diberikan lembar kerja yang harus diselesaikan oleh peserta
didik, guru bisa menggunakan lembar kerja siswa tertutup ini
b) LKS
terbuka, yaitu lembar kegiatan siswa yang di dalamnya tidak terikat dengan
aturan-aturan. Jadi, siswa disuruh menyelesaikan masalah yang ada di dalam LKS
ini dengan caranya sendiri beserta dengan petunjuk guru.
Struktur lembar kegiatan siswa secara
umum terdiri dari judul lembar kegiatan siswa, mata pelajaran, semester,
tempat, petunjuk belajar, kompetensi yang akan dicapai, indikator yang akan
dicapai oleh siswa, informasi pendukung, tugas-tugas dan langkah-langkah kerja
serta penilaian. Suatu tugas yang harus dikerjakan siswa dalam lembar kegiatan
siswa haruslah sesuai dengan kompetensi dasar yang akan dicapai. Oleh karena
itu, sebelum membuat lembar kegiatan siswa diawali terlebih dahulu dengan
menganalisis kurikulum, standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator serta
materi pembelajaran, menyusun peta kebutuhan lembar kegiatan siswa, menentukan
judul lembar kegiatan siswa, selanjutnya baru menyusun lembar kegiatan siswa
serta menentukan alat penilaiannya.
2.2
Manfaat dan Fungsi Lembar Kerja Siswa ( LKS )
Peran LKS
sangat besar dalam proses pembelajaran karena dapat meningkatkan aktifitas
siswa dalam belajar dan penggunaannya dalam pembelajaran geografi dapat
membantu guru untuk mengarahkan siswanya menemukan konsep-konsep melalui
aktifitasnya sendiri. Disamping itu LKS juga dapat mengembangkan ketrampilan
proses, meningkatkan aktifitas siswa dan dapat mengoptimalkan hasil belajar.
Manfaat secara
umum adalah sebagai berikut :
a) Membantu
guru dalam menyusun rencana pembelajaran
b) Mengaktifkan
peserta didik dalam proses belajar mengajar
c) Sebagai
pedoman guru dan peserta didik untuk menambah informasi tentang konsep yang
dipelajari melalui kegiatan belajar secara sistimatis
d) Membantu
peserta didik memperoleh catatan tentang materi yang akan dipelajari melalui
kegiatan belajar
e) Membantu
peserta didik untuk menambah informasi tentang konsep yang dipelajari melalui
kegiatan belajar secara sistematis.
f) Melatih
peserta didik untuk menemukan dan mengembangka keterampilan proses, dan
g) Mengaktifkan
peserta didik dalam mengembangkan konsep
Adapun manfaat
secara khusus sebagai berikut :
a) Untuk
tujuan latihan
Siswa
diberikan serangkaian tugas/aktivitas latihan. Lembar kerja seperti ini sering
digunakan untuk memotivasi siswa ketika sedang melakukan tugas latihan.
b) Untuk
menerangkan penerapan (aplikasi)
Siswa
dibimbing untuk menuju suatu metode penyelesaian soal dengan kerangka
penyelesaian dari serangkaian soal-soal tertentu. Hal ini bermanfaat ketika
kita menerangkan penyelesaian soal aplikasi yang memerlukan banyak langkah.
Lembaran kerja ini dapat digunakan sebagai pilihan lain dari metode tanya
jawab, dimana siswa dapat memeriksa sendiri jawaban pertanyaan itu.
c) Untuk
kegiatan penelitian
Siswa
ditugaskan untuk mengumpulkan data tertentu, kemudian menganalisis data tersebut.
Misalnya dalam penelitian statistika.
d) Untuk
penemuan
Dalam lembaran
kerja ini siswa dibimbing untuk menyelidiki suatu keadaan tertentu, agar
menemukan pola dari situasi itu dan kemudian menggunakan bentuk umum untuk
membuat suatu perkiraan. Hasilnya dapat diperiksa dengan observasi dari contoh
yang sederhana.
e) Untuk
penelitian hal yang bersifat terbuka
Penggunaan
lembaran kerja siswa ini mengikutsertakan sejumlah siswa dalam penelitian dalam
suatu bidang tertentu.
Fungsi Lembar
kerja siswa ( LKS ) dalam proses belajar mengajar ada dua sudut pandang, yaitu
:
a.
Dari sudut pandang peserta didik,
fungsi LKS sebagai sarana belajar baik di kelas, di ruang praktek, maupun di
luar kelas. Sehingga siswa berpeluang besar untuk mengambangkan kemampuan,
menerapkan pengetahuan, melatih ketrampilan, memproses sendiri dengan bimbingan
guru untuk mendapat perolehannya.
b.
Dari sudut pandang guru, melalui
lembar kerja siswa dalam menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar sudah
menerapkan metode membelajarkan siswa, dengan kadar keaktifan peserta didik
yang tinggi. LKS merupana salah satu dari sekian banyak media yang digunakan
dalam proses belajar mengajar di sekolah. Dalam pengajaran mata pelajaran,
media LKS banyak digunakan untuk memancing aktivitas belajar siswa. Karena
dengan LKS siswa akan merasa diberi tanggung jawab moril untuk menyelesaikan
suatu tugas dan merasa harus mengerjakannya, terlebih lagi apabila guru
memberikan perhatian penuh terhadap hasil pekerjaan siswa dalam LKS tersebut.
Guru tidak memberi jawaban akan tetapi siswa diharapkan dapat menyelesaikan dan
memecahkan masalah yang ada dalam LKS tersebut dengan bimbingan atau petunjuk
dari guru.
2.3
Karakteristik Lembar Kerja Siswa (LKS)
Kriteria
lembar kegiatan siswa yang berkualitas adalah menimbulkan minat baca, ditulis
dan dirancang untuk siswa, menjelaskan tujuan instruksional, disusun
berdasarkan pola belajar yang fleksibel, struktur berdasarkan kebutuhan siswa
dan kompetensi akhir yang akan dicapai, memberi kesempatan pada siswa untuk
berlatih, mengakomodasi kesulitan siswa, memberikan rangkuman, gaya penulisan
komunikatif dan semi formal, kepadatan berdasar kebutuhan siswa, dikemas untuk
proses instruksional, mempunyai mekanisme untuk mengumpulkan umpan balik dari
siswa, menjelaskan cara mempelajari bahan ajar.
Adapun
karakteristik LKS yaitu:
1.
LKS memiliki soal-soal yang harus
dikerjakan siswa, dan kegiatan-kegitan seperti percobaan atau terjun ke
lapangan yang harus siswa lakukan.
2. Merupakan
bahan ajar cetak.
3. Materi
yang disajikan merupakan rangkuman yang tidak terlalu luas pembahasannya tetapi
sudah mencakup apa yang akan dikerjakan atau dilakukan oleh peserta didik.
4.
Memiliki komponen-komponen
seperti kata pengantar, pendahuluan, daftar isi, dll.
2.4 Cara Pembuatan Lembar Kerja Siswa
(LKS)
Penggunaan LKS sangat besar peranannya dalam
proses pembelajaran, sehingga seolah-olah penggunaan LKS dapat menggantikan
kedudukan seorang guru. Hal ini dapat dibenarkan, apabila LKS yang digunakan
tersebut merupakan LKS yang berkualitas baik. LKS dikatakan berkualitas baik
bila memenuhi syarat (Hendro Darmodjo dan Jenny R.E. Kaligis, 1992 : 41-46)
sebagai berikut :
1. Syarat-syarat Didaktik
LKS sebagai salah satu bentuk sarana
berlangsungnya PBM haruslah memenuhi persyaratan didaktik, artinya LKS harus
mengikuti asas-asas belajar-mengajar yang efektif, yaitu :
1.
Memperhatikan adanya perbedaan individual.
2.
Tekanan pada proses untuk menemukan
konsep-konsep.
3.
Memiliki variasi stimulus melalui berbagai
media dan kegiatan siswa.
4.
Dapat mengembangkan kemampuan komunikasi
sosial, emosional, moral, dan estetika pada diri siswa.
5.
Pengalaman belajarnya ditentukan oleh tujuan
pengembangan pribadi siswa dan bukan ditentukan oleh materi bahan pelajaran.
2. Syarat-syarat
Konstruksi
Syarat konstruksi ialah syarat-syarat yang
berkenaan dengan penggunaan bahasa, susunan kalimat, kosa-kata, tingkat
kesukaran, dan kejelasan yang pada hakikatnya haruslah tepat guna dalam arti
dapat dimengerti oleh pengguna yaitu siswa.
1.
Menggunakan bahasa yang sesuai dengan tingkat
kedewasaan siswa.
2.
Menggunakan struktur kalimat yang jelas.
3.
Memiliki tata urutan pelajaran yang sesuai
dengan tingkat kemampuan siswa.
4.
Hindarkan pertanyaan yang terlalu terbuka.
5.
Tidak mengacu pada buku sumber yang di luar
kemampuan keterbacaan siswa.
6.
Menyediakan ruangan yang cukup untuk memberi
keleluasaan pada siswa untuk menuliskan jawaban atau menggambar pada LKS.
7.
Menggunakan kalimat yang sederhana dan pendek.
8.
Menggunakan lebih banyak ilustrasi daripada
kata-kata.
9.
Dapat digunakan untuk semua siswa, baik yang
lamban maupun yang cepat.
10.
Memiliki tujuan belajar yang jelas serta
bermanfaat sebagai sumber motivasi.
11.
Mempunyai identitas untuk memudahkan
administrasinya.
3. Syarat-syarat
Teknis
a. Tulisan
1)
Menggunakan huruf cetak dan tidak menggunakan
huruf Latin atau Romawi.
2)
Gunakan huruf tebal yang agak besar untuk
topik, bukan huruf biasa yang diberi garis bawah.
3)
Gunakan tidak lebih dari 10 kata dalam satu
baris.
4)
Gunakan bingkai untuk membedakan kalimat
perintah dengan jawaban siswa.
5)
Usahakan perbandingan besarnya huruf dengan
besarnya gambar serasi.
b.
Gambar
Gambar
yang baik untuk LKS adalah yang dapat menyampaikan pesan/isi dari gambar
tersebut secara efektif kepada penguna LKS. Yang lebih penting adalah kejelasan
isi atau pesan dari gambar itu secara keseluruhan.
c.
Penampilan
Penampilan
adalah hal yang sangat penting dalam sebuah LKS. Apabila suatu LKS ditampilkan
dengan penuh kata-kata, kemudian ada sederetan pertanyaan yang harus dijawab
oleh peserta didik, hal ini akan menimbulkan kesan jenuh sehingga membosankan
atau tidak menarik. Apabila ditampilkan dengan gambarnya saja, itu tidak
mungkin karena pesannya atau isinya tidak akan sampai. Jadi yang baik adalah
LKS yang memiliki kombinasi antara gambar dan tulisan.
Uraian di atas merupakan syarat khusus
pembuatan lembar kerja siswa, jika sudah terpenuhi maka melangkah pada syarat
umum yang harus dipenuhi untuk membuat LKS
1.
Melakukan analisis kurikulum baik SK,KD,
indikator, maupun materi pokok.
2.
Menyusun peta kebutuhan lembar kerja siswa
yaitu pembuatan LKS harus membuat suatu konsep/rancangan terlebih dahulu guna
mengetahui materi/komponen perihal yang akan dibahas di dalam LKS
tersebut,sehingga akan lebih mudah dalam pelaksanaannya.
3.
Menentukan judul LKS dan menulis LKS dengan
buku paduan yang jelas.
4.
Mencetak lembar kerja siswa dan menentukan lembar
penilaian.
Pengembangan LKS
Pengembangan LKS dapat dilakukan dengan dengan
mengadaptasi langkahlangkah pengembangan Modul / Paket Belajar (B. Suryobroto,
1986 : 155). Berdasakan langkah-langkah pengembangan Modul dan Paket Belajar
tersebut, maka LKS dapat dikembangkan melalui langkah-langkah sebagai berikut :
1. Menetapkan standar kompetensi, judul, dan tujuan pembelajaran
(kompetensi dasar) yang ingin dicapai. Tujuan pembelajaran (kompetensi dasar)
merupakan TPU pada Kurikulum 1994, sedangkan indikator merupakan TPK.
2. Menganalisis dan menjabarkan kompetensi dasar menjadi indikator
dengan langkah-langkah sebagai berikut :
a) Merumuskan kompetensi dasar yang ingin
dicapai.
b) Memilih dan menjabarkan materi pembelajaran berdasarkan kompetensi
dasar yang ingin dicapai.
c) Membuat indikator pencapaian kompetensi dasar.
Kriteria indikator yang baik (Tim Peneliti
Program Pascasarjana, 2001 : 2), adalah:
1)
Memuat ciri-ciri tujuan yang hendak diukur.
2)
Memuat satu kata kerja operasional yang dapat
diukur.
3)
Berkaitan erat dengan materi yang diajarkan.
4)
Dapat dibuat evaluasinya sebanyak 3-5 butir
soal.
3. Menetapkan prosedur, jenis, dan alat penilaian berbasis kelas
sesuai dengan misi Kurikulum 2004 yang berbasis kompetensi.
4. Menetapkan alternatif kegiatan (pengalaman belajar) yang dapat
memberikan peluang yang optimal kepada siswa untuk mengembangkan
keterampilanketerampilan proses sains di dalam dirinya.
5. Menetapkan dan mengembangkan bahan / media / sumber yang sesuai
dengan kemampuan dasar yang akan dicapai, karakteristik siswa, fasilitas
(sarana dan prasarana), dan karakteristik lingkungan siswa.
6. Menyusun LKS yang lengkap, yaitu menuangkan hasil-hasil yang telah
dilakukan menjadi sebuah LKS.
Penilaian
Kualitas Lks
Menurut T. Raka Joni (1983 : 43-45), penilaian
LKS dapat diadaptasi dari cara penilaian Paket Belajar, yaitu :
1. Penilaian pra input, yaitu
penilaian yang dilakukan segera setelah LKS selesai disusun dengan tujuan untuk
pemantapan / penyempurnaan sebelum LKS disebar luaskan. Penilaian ini dilakukan
oleh tim pengembang dengan cara menganalisis LKS berdasarkan kriteria yang
telah ditetapkan dengan bantuan instrument penilaian yang merupakan terjemahan
dari kriteria tersebut.
2. Penilaian input, yaitu penilaian yang bertujuan mengetahui peran
LKS dalam keseluruhan program uji coba. Penilaian ini dilakukan sebelum LKS
diterapkan di dalam kelas. Penilaian dilakukan oleh personel yang terlibat
dalam uji coba, seperti: tim pengembang, dosen, dan administrator. Cara
penilaian sama dengan penilaian pra input.
3. Penilaian proses, yaitu
penilaian yang bertujuan mengetahui seberapa jauh LKS tersebut sesuai dengan
kondisi kelas yang sebenarnya, yang akhirnya akan dipakai untuk penyempurnaan
atau merevisi LKS. Penilaian ini dilakukan ketika LKS sedang diterapkan.
Caranya dapat dengan mengadakan observasi kelas dan wawancara dengan
pihak-pihak yang terlibat.
Kriteria penilaian kualitas LKS dapat pula dijabarkan dalam beberapa
aspek yang berkaitan dengan : pendekatan penulisan, kebenaran konsep, kedalaman
konsep, keluasan konsep, kejelasan kalimat, kebahasaan, evaluasi belajar,
kegiatan / percobaan kimia, keterlaksanaan, dan penampilan fisik. Aspek-aspek
ini perlu didefinisikan agar arti dari aspek yang dimaksud jelas. Kemudian dari
tiap-tiap aspek ini perlu dijabarkan dalam bentuk kriteria-kriteria yang
mengarah kepada aspek yang dimaksud. Untuk keperluan penilaian, maka kriteria
lebih lanjut dijabarkan dalam bentuk indikator-indikator yang mengarah pada
penilaian sangat baik, baik, cukup, kurang, maupun sangat kurang. Penjabaran
dari aspek ke kriteria, lalu ke indikator ini selanjutnya disusun dalam bentuk
instrumen penilaian.
Penilaian kualitas LKS dapat dilakukan oleh orang yang ahli dalam
bidang penyusunan LKS atau ahli media (karena LKS adalah media), guru bidang
ilmu yang sesuai dengan materi dalam LKS, maupun siswa sebagai pengguna LKS.
Melalui penilaian ini diharapkan LKS yang telah tersusun dengan baik secara
teoretis akan baik pula secara empiris berdasarkan data penilaian dari para
penilai (reviewer).
2.5
Kelebihan dan Kekurangan Lembar Kerja Siswa (LKS) dan Cara Mengatasi
Kekurangannya
a) Kelebihan Lembar Kerja Siswa
(LKS)
1.
Guru dapat menggunakan lembar
kerja siswa sebagai media pembelajaran mandiri bagi peserta didik.
2. Meningkatkan
aktivitas siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar.
3. Praktis
dan harga cenderung terjangkau tidak terlalu mahal.
4. Materi
didalam LKS lebih ringkas dan sudah mencakup keseluruhan materi.
5. dapat
membuat siswa berinteraksi dengan sesame teman.
6. Kegiatan
pembelajaran menjadi beragam dengan LKS.
7. Sebagai
pengganti media lain ketika media audio visual misalnya mengalami hambatan
dengan listrik maka kegiatan pembelajaran dapat diganti dengan media LKS.
8.
Tidak menggunakan listrik
sehingga bisa digunakan oleh SD di pedesaan maupun di perkotaan.
b) Kekurangan Lembar Kerja Siswa
(LKS)
1.
Soal-soal yang tertuang pada
lembar kerja siswa cenderung monoton, bisa muncul bagian berikutnya maupun bab
setelah itu.
2. Adanya
kekhawatiran karena guru hanya mengandalkan media LKS tersebut serta
memnfaatkannya untuk kepentingan pribadi. Misalnya siswa disuruh mengerjakan
LKS kemudian guru meninggalkan siswa dan kembali untuk membahas LKS itu.
3. LKS
yang dikeluarkan penerbit cenderung kurang cocok antara konsep yang akan diajarkan
dengan LKS tersebut.
4. LKS
hanya melatih siswa untuk menjawab soal, tidak efektif tanpa ada sebuah
pemahaman konsep materi secara benar.
5. Di
dalam LKS hanya bisa menampilakan gambar diam tidak bisa bergerak, sehingga
siswa terkadang kurang dapat memahami materi dengan cepat.
6. Media
cetak hanya lebih banyak menekankan pada pelajaran yang bersifat kognitif,
jarang menekankan pada emosi dan sikap.
7.
Menimbulkan pembelajaran yang
membosankan bagi siswa jika tidak dipadukan dengan media yang lain.
Cara mengatasi
kekurangan dalam penggunaan lembar kerja siswa yaitu:
1. Guru
diharapkan membuat LKS yang memiliki soal-soal yang beragam, sehingga soal-soal
yang ada tidak kebanyakan terulang-ulang.
2. Peningkatan
kualitas professional guru perlu dan juga peningkatan kesadaran seorang guru
sebagai pendidik.
3. Disekolah
sebaiknya tidak terpaku dengan LKS yang dikeluarkan oleh penerbit tetapi
diharapkan dengan keprofesionalan guru dapat membuat lembar kerja siswa yang
lebih bermutu tinggi dari pada yang dikeluarkan penerbit.
4. Untuk
menghindari siswa yang hanya dilatih untuk mengerjakan soal sebaiknya guru
mempunyai buku pegangan selain LKS dan didalam LKS tidak hanya soal-soal yang
wajib dikerjakan oleh siswa tetapi sejumlah kegiatan-kegiatan lapang untuk
peserta didik juga perlu.
5. Guru
bisa memadukan antara media cetak dengan media-media yang menunjang, misalnya
audio-visual kalau ada.
6. Menambah
kagiatan – kegiatan yang menstimulus siswa untuk aktif baik bertanya kepada
guru maupun menjawab pertanyaan guru.
7. Untuk
menghindari kebosanan guru sebaiknya menggabung media satu dengan yang lain.
Ataupun menambah sebuah kegiatan diluar kegiatan yang ada pada LKS tersebut.
2.6
Implikasi Lembar Kerja Siswa dalam Pembelajaran
Dengan adanya
media Lembar Kerja Siswa (LKS) diharapkan dapat menjadikan peserta didik aktif
dan cepat tanggap, serta kreatif. LKS dapat digunakan pada peserta didik untuk
mengamati kognitif, afektif dan psikomotorik siswa. Dapat pula digunakan dalam
pendekatan ketrampilan proses, dimana siswa berlatih mengumpulkan kosep sebanyak-banyaknya
tentang materi yang akan dipelajari melalui LKS dan kemudian didiskusikan untuk
memperoleh kesimpulan mengenai definisi dan karakteristik materi yang
dipelajari. Pemanfaatan LKS sebagai media pembelajaran dilakukan secara
optimal, yaitu digunakan sebagai sumber perolehan informasi serta media dalam
latihan soal.
Implementasi
pendekatan keterampilan proses, dilakukan sesuai bagan desain pembelajaran
dengan pendekatan ketrampilan proses melalui media LKS. Proses pembelajaran
dilakukan dengan terlebih dahulu membagi siswa dalam kelompok kelompok.
Pembelajaran dilakukan menggunakan berbagai macam metode, yaitu metode penemuan
konsep, metode diskusi, dan metode latihan soal. Penerapan setiap metode
pembelajaran tersebut disesuaikan dengan karakteristik materi pelajaran pada
setiap pertemuan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Untuk
menyusun lembar kegiatan siswa (LKS) diperlukan menyusun alur analisis
penyusunan lembar kegiatan siswa yaitu dengan menganalisis kurikulum, standar
kompetensi, kompetensi dasar, indikator serta materi pembelajaran. menyusun
peta kebutuhan lembar kegiatan siswa, menentukan judul lembar kegiatan,
selanjutnya baru menyusun lembar kegiatan siswa. Lembar kegiatan siswa
merupakan bagian dari bahan ajar, agar lembar kegiatan siswa berkualitas maka
kriterianya adalah menimbulkan minat baca, ditulis dan dirancang untuk siswa,
menjelaskan tujuan instruksional, disusun berdasarkan pola belajar yang
fleksibel, struktur berdasarkan kebutuhan siswa dan kompetensi akhir yang akan
dicapai, memberi kesempatan pada siswa untuk berlatih, mengakomodasi kesulitan
siswa, memberikan rangkuman, gaya penulisan komunikatif, dikemas untuk proses
instruksional, mempunyai mekanisme untuk mengumpulkan umpan balik dari siswa,
serta menjelaskan cara mempelajari bahan ajar.
3.2
Saran
Dalam
pembuatan makalah ini diharapkan dapat menjadi panduan dalam menggunakan lembar
kerja siswa. Disamping itu guru hendaknya mampu menciptakan kreatifitas dalam
pembelajaran, sehingga pelajaran akuntansi menjadi lebih menyenangkan serta
mampu meningkatkan motivasi siswa dalam belajar.
DAFTAR PUSTAKA
PPPPTK, Matematika. Sabtu, 28 November 2015.
Penyusunan Lembar Kerja Siswa. http://p4tkmatematika.org/2013/10/penyusunanlembarkerjasiswa/
Alkodri, Tihuri. Sabtu, 28 November 2015.
Langkah-lankah Cara Membuat LKS. http://tihurialkodri.blogspot.co.id/2012/06/langkah-langkah-cara-memebuat-lks.html
Salirawati, Das. Sabtu, 5
Desember 2015. Penyusunan Dan Kegunaan Lks Dalam Proses Pembelajaran. staff.uny.ac.id/.../19penyusunnan-dan-kegunaan-lks.p
Label: Kuliah
4 comments
Titin Suprayatini Hsb Geografi Riau'18 mengatakan...
Bermanfaat sekalai
Titin Suprayatini Hsb Geografi Riau'18 mengatakan...
Bermanfaat sekalai
bermanfaat
bermanfaat